STQN XXV di Pontianak Resmi Dibuka, Sumut Targetkan Masuk Lima Besar
PONTIANAK,( kbn online )
Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) XXV tahun 2019 di
Pontianak, Kalimantan Barat resmi dibuka oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim
Saifuddin, Sabtu (29/6) malam. Pembukaan ini ditandai dengan pemukulan beduk
dan dentuman meriam karbit raksasa sebanyak dua puluh lima kali.
FOTO
Pembukaan STQN ke - XXV ditandai dengan 25 kali dentuman
meriam karbit di Alun Alun Kapuas Pontianak Kalimantan Barat, Sabtu(29/6)
malam. Dalam perhelatan yang berlangsung mulai 27 Juni hingga 6 Juli 2019, Sumut menargetkan meraih peringkat lima besar
secara nasional
Dalam perhelatan yang berlangsung mulai 27 Juni hingga 6
Juli 2019, Provinsi Sumatera Utara
(Sumut) menargetkan meraih peringkat lima besar secara nasional. “Kita
menargetkan masuk dalam peringkat lima besar nasional. Sebab selama ini kita
sudah memiliki berbagai prestasi, baik dalam event-event sebelumnya,” ujar
Kepala Biro Binsos dan Kemasyarakatan Setdaprovsu Muhammad Yusuf usai pembukaan
STQN tahun 2019, Sabtu (29/6) malam.
Dijelaskan Yusuf, Sumut sebelumnya pernah meraih juara umum
ketiga di MTQN XXVII tahun 2018 di Sumut, dengan meraih 4 emas, 3 perak dan 8
perunggu. Meraih juara II cabang tafsir Al Quran bahasa Inggris Putra pada MTQN
XXVI di Mataram. Sumut juga pernah
meraih juara I qori dewasa putra dan juara I qori anak-anak, serta
terpilih menjadi peringkat ketujuh pada MTQN XXV di Batam, Kepri.
Apalagi lanjut Yusuf, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wagub
Sumut Musa Rajekshah memberikan dukungan yang penuh baik moril dan materiil
kepada 20 kafilah Sumut yang akan mengikuti lomba. Hal ini juga yang membuat
kafilah menjadi lebih semangat ditambah dengan latihan yang serius.
“Mudah-mudahan dengan dukungan dan doa dari kita semua,
kafilah kita bisa memberikan yang terbaik bagi Sumatera Utara, “ terangnya.
Ketua LPTQ Sumut yang juga Ketua rombongan kafilah asal
Sumut Fuad Helmi Lubis, menambahkan, para kafilah sebelumnya sudah melakukan
latihan yang serius. Ada tiga tahapan latihan yang sudah mereka lalui. Latihan
tersebut tidak hanya dilakukan di Medan juga di Jakarta. Selain itu kafilah
Sumut juga dibina oleh pelatih yang berkompeten.
“Jadi mereka itu dilatih oleh qori nasional. Seperti Azhari,
Said Agil Al Munawar, Muhajir dan lainnya. Insya Allah Sumut bisa masuk dalam
peringkat lima besar. Mari kita doakan agar Sumut lebih bermartabat,” papar
Fuad.
Sementara itu, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin
mengatakan, event STQN yang digelar dua tahun sekali ini merupakan pintu
gerbang pecinta dan penghapal Alquran untuk mengikuti musabaqah tingkat nasional
dan internasional. STQN tahun ini juga bermakna sebagai momentum merajut
kebersamaan dan persaudaraan pasca penyelenggaraan Pilpres.
"Penyelenggaraan ini adalah potret perpaduan
ke-Islam-an dan kebangsaan Indonesia.
Karena event ini melibatkan unsur budaya
dan kearifan lokal. Hal ini bisa terlihat dalam pameran, adanya dekorasi
aristik daerah dan lainnya," kata Menteri Agama.
Hal itu, lanjut dia, merupakan adanya dialektika nilai Islam
dan nilai budaya sehingga kelihatan Islam yang rahmatan lil alamin dan inilah
yang membedakan corak ke-Islam-an Indonesia. Dimana dalam sejarah perkembangan
Islam di Indonesia nilai Islam diimplentasikan dengan sikap dan perilaku
toleransi, tepo seliro, gotong royong, saling menyayangi, saling menghargai perbedaan
dan lainnya.
"Indonesia merupakan satu-satunya negeri di dunia yang
rutin menggelar Musabaqah dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Hal ini
tentunya berhubungan dengan kecintaan masyarakat terhadap Alquran," jelas
Lukman.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan, ada hal
yang menarik dalam STQN tahun 2019 ini yang tidak pernah dilakukan selama STQN
dilangsungkan yaitu dilantunkannya ayat suci Alquran di atas sungai terpanjang
di Indonesia. Hal ini dikarenakan mimbar tilawah berada di atas Sungai Kapuas
dan selama satu minggu dilantunkan ayat Alquran di tugu khatulistiwa yakni
titik nol derajat lintang utara selatan.
"Semoga hal ini bisa mengungkap rahasia Allah di sana
karena secara astronomi banyak yang belum kita gali di titik nol
tersebut," ujarnya. Dia kemudian mencontohkan tanaman aloevera atau lidah
buaya yang bisa tumbuh subur di dekat tugu khatulistiwa di mana pelepahnya bisa
mencapai seberat 2,5 kg, sedangkan kalau ditanam di daerah lain tidak bisa
tumbuh sesubur itu.
Adapun jumlah kafilah yang mengikuti STQN tahun 2019 ini
sebanyak 543, sedangkan jumlah official
dan pendamping serta pelatih sebanyak 1.786 orang.
Hal unik dalam pembukaan yaitu keberadaan meriam karbit
raksasa ditempatkan di water front taman alun-alun Kapuas. Meriam yang lekat
dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak ini menjadi atraksi yang mendapat
sambutan dari ribuan pengunjung. Pembukaan STQ ditandai dengan 25 dentuman
meriam yang menggambarkan Pontianak sebagai tuan rumah STQN ke XXV.
Turut hadir Gubernur dan Wakil Gubernur dari beberapa
provinsi di Indonesia, Bupati dan Walikota se kawasan Pontianak, alim ulama, dewan pengawas dan dewan hakim STQN pimpinan
kafilah, peserta dan kontingen STQN dari seluruh provinsi.( limber sinaga )