KORPORASI AKIBATKAN PERTAMINA RUGI
JAKARTA ( lsmlipanri online ) - Persoalan keuangan yang
mendera PT Pertamina Persero ikut menjadi perhatian mantan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.
Sudirman bahkan turut membicarakan persoalan BUMN Migas tersebut dengan Wakil
Presiden Jusuf Kalla.
Hal itu ia sampaikan usai bertemu Kalla di Kantor Wapres.
"Pertamina itu kapal induk yang sangat besar," ujarnya di Kantor
Wapres, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Menurutnya, masalah
yang menerpa Pertamina saat ini disebabkan tercampuraduknya dua kepentingan
yakni kepentingan pemerintah terkait subsisi dengan kepentingan Pertamina
selaku korporasi. kata dia, pada awal pemerintahan Jokowi, saat ia menjabat
sebagai menteri, pemerintah hanya memberikan subsidi untuk BBM jenis solar.
Sementara harga premium dilepas ke pasar sehingga harganya berfluktuasi
mengikuti fluktuasi harga minyak dunia.
Pencabutan subsidi
premium dilakukan karena subsidi dinilai tidak tepat sasaran. Sebab pengguna
premium saat itu mayoritas kelas menengah atas. Kenaikan harga minyak dunia
Namun dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah menahan harga solar dan premium
agar tidak naik bahkan hingga 2019. Padahal harga minyak dunia sudah jauh naik
dibandingkan awal pemerintahan Jokowi. Akibatnya kata Sudirman, Pertamina
menanggung beban harga selisih yang mencapai puluhan triliun. beban itu kian
berat setelah ada penugasan BBM satu harga. "Kalau itu (kebijakan dulu)
dijalankan, Pertamina tidak harus gini sekarang," kata Sudirman. Evaluasi
subsidi BBM Sebagai mantan orang nomor satu di Kementerian ESDM, ia menyarankan
pemerintah untuk segera memisahkan kepentingan subsidi dengan kepentingan
korporasi. Sebab bila hal itu terus terjadi maka Pertamina akan terus menerus
menanggung beban yang besar. "Kalau saya berpendapat akan baik kalau
Pertamina dibiarkan, dibangun hidupnya, dikembangkan sebagai korporasi yang
sehat karena itu adalah bendera kita," kata dia. ( team )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar